Bangunan borobudur terbagi
atas tiga tingkatan ranah sesuai kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan ini adalah kamadhatu
(ranah hawa nafsu), rupadhatu (ranah
berwujud)dan arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya
menyusuri candi, wisatawan berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga
menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding
dan pagar. Wah... keren banget ya sob,
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada
abad ke 14 seiring melemahnya pengaruh ajaran Hindu dan Buddha di jawa serta
mulai masuknya pengaruh ajaran agama Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan
bangunan ini sejak ditemukan pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles,
yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Jendral Inggris atas Jawa. Sejak saat
itu Borobudur mengalami serangkaian penyelamatan dan pemugaran.
Borobudur pada saat ini masih
digunakan sebagai ziarah keagamaan. Tiap tahun umat Buddha yang datang dari
seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Boroudur untuk memperingati
Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek wisata tunggal
di Indonesia yang paling banyak dikunjungi para wisatawan baik itu dari dalam
negri maupun luar negri.
Para arkeologi menduga rancangan tunggal Borobudur adalah
stupa tunggal yang sangat besar memahkotai punaknya. Diduga masa setupa yang
luar biasa besar dan berat ini membahayakan tubuh dan kaki candi sehingga
arsitek perancang Borobudur memutuskan untuk membongkar stupa raksasa ini dan
diganti dengan tiga barisan stupa kecil dan satu stupa induk seperti sekarang. Sekitar
55.000 meter kubik batu andesit diangkut dari tambang batu dan tempat penatahan
untuk membangun monumen ini. Batu itu dipotong dalam ukuran tertentu, diangkat
menuju situs dan disatukan. Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali,
melainkan sistem interlock(saling
mengunci yaitu seperti balok-balok lego yang bisa menempel tanpa perekat.
Wow...
Nenek moyang kita sungguh
hebat ya sob...
Tofariyadi
0 Komentar